Sabtu, 27 Oktober 2018

Mazmur 17:15

Mazmur 17:15 (FAYH)  Namun bagiku, yang memuaskan aku bukanlah kekayaan, melainkan kesempatan untuk memandang Engkau dan keyakinan bahwa hubungan kita baik. Dan apabila aku terbangun di surga, maka sempurnalah kepuasanku karena aku akan berhadapan muka dengan Engkau.

Jumat, 19 Oktober 2018

Dewasa dalam meminta

Setelah 4 bulan memutuskan untuk pulang kampung dari perantauan, aku mulai mengalami banyak hal yang diluar zona nyamanku selama ini. Mulai dari rutinitas yang berubah, Jauh dari komunitas, teman2 dan masih banyak lagi yang sulit dijangkau disini seperti sebelumnya bisa dengan gampangnya dilakukan disana.

Salah satu masalah yang memberatkanku saat ini adalah pekerjaan. Maklum saja, sebelumnya aku bukan orang yang biasa duduk2 santai disana tanpa aktifitas. Dan juga kebiasaan punya penghasilan sendiri membuatku merasa memiliki ruang gerak yang terbatas disini.

Kebeberapa teman dan saaudara, aku mulai menceritakan keluhanku. Dan beberapa dari antara mereka cukup mendukung dan memberikan solusi untuk kesulitanku ini. Termasuk menunjukkan tempat2 kerja yang sekiranya membuka lowongan pekerjaan.

Namun ini sudah bulan ke 2 setelah aku mengirimkan lamaran pekerjaanku, dan belum satupun yang memberikan respon. Aku mulai terganggu lagi, apalagi aku tau akhir2 ini banyak kebutuhan kami yang harus kami penuhi.

Pagi tadi ketika doa pagi, di tengah2 doa aku ingat kembali perkara ini. Aku mulai curhat tentang seberapa aku mengingini pekerjaan ini saat ini. Kenapa aku membutuhkannya,apa motivasinya,lalu apa yang akan kulakukan setelah pekerjaan ini aku dapat, dan sebagainya. Tanpa sadar air mata mulai mengalir deras sekali. Dan. .. Amin..

Setelah selesai berdoa, aku mulai menyadari bahwa, kali ini Tauhan mengajari aku lagi satu hal penting dalam hidupku. Yaitu tentang kedewasaaan. Berdoa bukan trntang permohonanku dijawab atau tidak. Tapi Tuhan ingin aku mengerti tentang apa yang aku minta.

Ibarat seorang anak kecil yang datang ke bapak nya merengek2 untuk disediakan kemauannya. Setiap kali dia ketemu bapaknya, hal yang sama disampaikan sampai  berulang kali. Si anak tau pasti bapaknya mampu memenuhi apa yang dia ingini,dan justru karna itu dia semakin merengek2, ketika kemauannya belum juga dipenuhi.

Suatu kali si bapak manggil si anak untuk duduk membicarakan tentang rengekan anak nya. Si bapak mulai membiarkan anaknya menceritakan tentang apa yang ada dalam benaknya. Setelah puas, bapaknya mulai kasih pendapat, masukan dan kemungkinan2 yang akan terjadi waktu keinginan anaknya dipemuhi. Termasuk kesiapan anak akan resiko2 dalam jangka waktu cepat atau lambat akan di alami.

Si anak mulai diam dan tenang. Bukan karena keinginannya langsung dipenuhi. Dia masih tetap harus menunggu sampai semuanya terjadi, tapi dia tidak lagi seperti sebelumnya yang selalu menggebu2. Dia bisa saja masih tetap punya keinginan itu, tapi kepercayaan dia  kepada bapaknya bahwa bapaknya sayang kepada dia,bapaknya mampu memberikan apa yang dia mau, itu memberi dia ketenangan sampai saat nya apa yang dia inginkan terkabul.

Mazmur 107:30 (FAYH)
Alangkah besarnya berkat yang mereka rasakan dalam ketenangan itu sementara Ia membawa mereka ke pelabuhan dengan aman.
Aku semakin mengerti isi Firman Tuhan diatas. Aku mulai menyadari bahwa bukan sekali dua kali aku pernah minta kepada Tuhan, lalu Tuhan mengabulkannya. Tapi justru ketika doaku dijawab, aku belum siap. Dan kali ini aku bersyukur melihat cara Tuhan mendewasakan aku. Sangat luar biasa


Tuhan Yesus Memberkati
Bergerak, Maju dan Berdampak