Kamis, 26 Maret 2020

Jangan kasihani aku..

Dulu aku pernah menjadi mitra sebuah layanan ojek online alias tukang ojek. awalnya karna aku resign dari tempat kerjaku sebelumnya. Jadi, sembari mencari-cari kerjaan baru, aku pikir akan menyenangkan kalo aku  punya kegiatan atau kerjaan sampingan. Jadi aku putuskan untuk mendaftar menjadi salah satu mitra ojol ini.

Berawal dari kesenangan dan kebiasaan, Aku senang jalan-jalan, melihat alam dan dengan sepeda motor yang kebetulan aku paham mengendarai nya, dan aku punya, jadi rasanya tepat sekali jika ikut bergabung menjadi mitra ojol ini. Jadi ibaratnya sambil menyelam minum air. dan juga bagi aku yang seorang introvert rasanya seperti menjadi tantangan baru kalau bisa bertemu dengan orang baru setiap hari. 

Rasanya aku sedang belajar menantang diriku sendiri untuk belajar ber-komunikasi .  karna selama ini pertemuan dan penyesuaian dengan orang2 baru menjadi sebuah momok bagiku. Sekali nyebur harus bener-bener basah sekalian. belajar ga boleh tanggung!! dan ini akan menjadi tantangan yang benar-benar alami. Bertemu orang yang mungkin sama sekali tidak aku kenal secara personal sebelumnya, akan menjadi pe er apa yang harus di obrolin, gimana nge treat dsb. 

Awalnya bagi beberapa orang beranggapan bahwa pekerjaan ini sangat beresiko bagi kaum perempuan. Dari segi fisik dan juga dari segi keselamatan. gimana enggak, bekerja dibawah terik matahari langsung dan bertemu dengan orang baru secara random yang ga tau isi pikirannya. Tapi bagiku, waspada memang perlu, mungkin bener juga  ada hal ekstra yang harus disiapkkan .tapi menjadi berhenti karna resiko tidak aman bukanlah alasan.

Orderan demi orderan mulai masuk, dan bagiku saat menyenangkan. Melebihi ekspektasi menurutku. Mungkin sebagian orang aku dianggap lebay, tapi bagiku, melihat ekspresi para konsumen yang berbeda2 itu menarik. Entah mungkin karna selama ini belum  pernah bertemu  dengan konsumen yang “aneh” tapi bagiku ada sensasi yang berbeda ketika mendengar bunyi orderan masuk. Ketika memulai komunikasi untuk konfirmasi orderan.  Ketika menjemput atau mengantar orderan. Ketika keliling2 mencari alamat, Semuanya sangat menyenangkan. 

Tapi ternyata ada beberapa orang yang melihat ini dari sisi yang berbeda. Ada yang bilang ..”kok bisa??kok bisa kamu kepikiran untuk ngojek?? kok segitunya sih??” sebagian orang beranggapan bahwa keputusan untuk bekerja sebagai ojek online merupakan keputusan karna pesimis ga bakal dapat kerjaan seperti sebelumnya . berpikir aku sedang diambang putus asa, lalu memilih ojol sebagai pilihan terakhir.

Lalu kenapa ojol ga bisa masuk daftar bidang pekerjaan yang akan dipilih?? Kenapa ojol  di konotasikan sebagai pekerjaan yang seolah bernilai rendah?? karna pendapatan tidak stabil?? ga banyak??. Lalu sebenarnya apa definisi dari pekerjaan??. Apakah pekerjaan selalu berhubungan dengan uang banyak?? lalu bagaimana dengan kepuasan?? jika orang2 melakukan sesuatu karna bener2 mereka suka apakah itu bukan pekerjaan namanya?? 

misalnya seorang penulis, bartender dan yang lainnya apa itu namanya?? yang mereka bener2 memiliki passion disitu. apa salahnya orang orang menyukai hal yang berbeda dari kebanyakan orang dan lalu mereka menekuni itu, menjadikan itu sebagai mata pencaharian, walaupun merekajuga tau pendapatan akan sedikit berbeda dari orang yang kebanyakan??

Lalu ada lagi ungkapan seperti misalnya, padahal dia cantik, kok mau sih jadi ojol??. Atau lebih parah lagi, ungkapan…. “padahal dia ojol loh??tapi dia cakep, pinter, rapih dan bla..bla..bla”. seolah ojol gabisa memiliki itu semua. Pada akhiranya kan rapih, pinter ,wangi dan sebagainya kan, menjadi pilihan pekerja untuk memperlengkapi dirinya kan?? membangun self image nya sendiri entah apapun kerjaannya. 

Dan adalagi  tayangan di tv seorang cleaning service yang cakep, penjual gorengan yang cakep, lalu langsung viral. Apasihh?? emang ada undang undang nya kalau cantik atau cakep itu hanya untuk profesi tertentu?? lalu kenapa heboh ?? lalu kenapa orang2 kerja kantoran atau artis artis yang nongol di tv ga dihebohin gitu juga??kalau aku  pikir bukan karna ada tuntutan profesi untuk jadi cakep. Tapi tanggung jawab masing2 pribadi untuk mengeksplore dirinya sendiri kan??

Dan akhirnya masing-masing kita bisa melihat orang lain sebagai “pribadi” itu sendiri. Bukan karna melihat embel embel lain seperti profesi, ras, golongan dan sebagainya. Gausah kasihani kami karna profesi atau embel2 yang melekat pada kami tidak seperti orang kebanyakan. Entah pun profesi yang sekarang kami jalani adalah sebagai pilihan atau pilihan satu satunya yang tersisa. Tapi coba deh pandang kami sebagai mana seharusnya. Beri apresiasi jika memang pelayanan kami bagus, beri kritik jika memang ada yang tidak sesuai. Rasa kasihanmu hanya mengurangi nilai kemurnian dari penilaianmu terhadap kami secara pribadi, jadi simpan aja rasa kasihanmu.

 Pada akhirnya kita harus menyadari, tidak ada profesi yang paling tinggi atau rendah. Pada hakekatnya profesi itu ada karna adanya “saling membutuhkan” ga bakal ada penjual kalau pembeli ga ada, sederhananya seperti itu. 

080820