Senin, 06 Desember 2021

041021

 

041021

Kau tau kapan aku sangat merindukanmu?

Rasanya hampir setiap hari aku merindukanmu bahkan saat ini

Kau tau kenapa aku sangat merindukanmu?

Karena rasanya aku bisa menjadi diriku sendiri di depanmu

Menangis dan kelihatan lemah bahkan kelihatan bodoh sekalipun

Bukanlah sesuatu yang akan kuhindari bila bersamamu

 

Aku merindukanmu saat ini

Banyak hal yang aku ingin ceritakan sekarang

Banyak rasa dan emosi yang rasanya sulit ku terjemahkan

Aku hanya butuh di dengarkan

Dan sesekali aku butuh candaanmu untuk membuatku marah

Entah kenapa selama ini itu berhasil menenangkanku

 

Dulu tak sulit datang padamu dan langsung bercerita

Tapi sekarang rasanya banyak pertimbangan di kepala ini

Berharap kau akan paham sendiri dan mendatangiku lebih dulu,

Lalu bertanya ada apa?

Namun rasanya seperti mengharapkan yang terlalu besar dan mengada ada

 

Rasanya aku ingin tagih ucapan selamat ulang tahun darimu

Tapi rasanya enggan, namun masih berharap

Lagi pula ..”meski tak ku ucapkan, aku tak pernah lupa ulang tahunmu”

Begitu katamu terakhir kali ku tagih ucapan selamat darimu

Lalu, berharap ingatanmu tentangku masih sama seperti saat itu

 

Mungkin ada orang lain yang mengisi hari-harinya sekarang, pikirku

Yang mungkin akan terusik jika aku tiba-tiba datang dengan kisahku

Mungkin dia memang menginginkan ini

Memberi jarak dan ruang pada keluh kesahku

Mungkin ceritaku tidak lagi menarik baginya untuk di dengar

Mungkin memang ini yang dia mau,

 karna dia ingin bahagia dengan keputusannya sendiri ....

Mungkin aku juga harus belajar terbiasa seperti ini

Senin, 06 September 2021

Talk to my self

 

Hai diriku..

Mungkin kau lupa, tapi tak apa apa. Hari ini aku mengingatkanmu kembali apa yang pernah aku katakan padamu 2 tahun lalu.

Kalau hari ini pun kau masih bertanya hal yang sama...

Tentang segala sesuatunya yang tidak berjalan seperi apa yang kau pikirkan. Ketika kau berkeyakinan bahwa kau mampu, tapi ternyata peluang tak menghampirimu. Seolah semesta memang ssengaja untuk mengatupkan jalannya padamu.

Hari ini pun sama, seolah olah peluang itu besar sekali. Dan entah kenapa banyak sekali orang –orang disekitarmu yang seolah olah bisa membawamu kepada peluang yang jauh lebih besar. Dan luar biasa memang, bahkan kau sendiri tidak tau dari mana orang itu berdatangan. Kau bahkan tidak mengenal mereka sebelumnya. Tetapi mereka bertubi tubi datang menawarkan bantuannya padamu. Tapi sayang ..apa yang mereka lakukan tidak mampu menggugah nurani semesta yang seolah sudah sepenuh hati menutup kesempatannya bagimu

Iya.. kita bicara tentang peluang kerja sekarang. Peluang kerja yang selama ini kau idam idamkan. Kau juga mendoakannya bukan?? Bahkan semesta pun pernah mendengarmu menangis ketika kau memintanya pada Tuhan mu. Aku mau membantu orang tuaku... begitu katamu. Akupun merasakan ketulusan hatimu ketika mengatakannya. Dan aku tau kau begitu bersungguh sungguh.

Ahh Tuhan.. tapi seandainya itu membuatku jauh dariMu, biarlah itu tidak menjadi bagianku. Katamu diawal awal. Namun ada kalanya kau juga ragu, karna merasa apa yang kau katakan itu tidak seharusnya kau ucapkan. Saat itu ketika kau melihat orang yang kau sayangi menarik nafas panjang karna kesulitan ekonomi yang kalian hadapi.  Tuhan akan mencukupkan ...katamu pada mereka. Dan terlebih kau mengucapkannya pada dirimu yang sedang ragu atas doamu.

Iya... hal yang sama juga sudah pernah terjadi sebelumnya. Iya...itu dua tahun yang lalu, Mungkin kau lupa, tapi hari ini kita akan membicarakannya lagi;

 

Tuhan punya tujuan menempatkanmu di setiap tempat kamu ada. Jadi, aku akan terus mengingatkan ini padamu ;Terus tanya Tuhan yahh.. kalaupun kamu mengharapkan pekerjaan, tapi Tuhan tidak pernah buat kamu kekurangan kan?? Bahkan kamu bisa makan makanan yang sangat enak yang  gabisa kamu dapat ditempat mu dulu.

Sekarang, berhentilah berdiam diri, terus kerjakan apa yang bisa kau kerjakan, bahkan ketika seolah olah pikiranmu kosong seperti tidak tau apa yang seharusnya kau kerjakan. Tapi tetaplah bergerak sampai kau menemukan jawabannya. Bagaimanapun Tuhan tetap disana, dan akan dengan mudah mendengar ketika kau berbicara.

Ayok mulai dari  apa yang bisa kau lihat dan dengar atau rasakan, tak perlu berhenti pada apa yang kau inginkan akan terjadi. Hidup ini bukan maumu kan?? Tapi maunya Tuhan. Jadi, yokk mulai fokus ke apa ynag Tuhan mau

 Bagaimana jika ketika Tuhan menempatkanmu di tempatmu sekarang bukan untuk bekerja dan menafkahi keluargamu?? Bagaimana jika yang Tuhan mau kamu perlu mempersiapkan banyak hal untuk kamu tinggalkan, ketika kamu Tuhan tempatkan ke tempat lain untuk akhirnya bekerja lagi?ketika waktunya sudah tepat seperti yang Tuhan mau. Dan keluargamu bisa menikmatinya kemudian.

Bagaimana jika yang Tuhan mau keberadaanmu sekarang untuk dipakai hanya meneguhkan pundak ibumu ketika dia menghela nafas nya yang panjang waktu dia kesusahan. Dan menemaninya menyaksikan pekerjaan Tuhan dan meneguhkan apa yang kamu pernah ucapkan. Sehingga keluargamu terus mengalami kebaikan Tuhan dan imannya semakin bertumbuh. Bahkan ketika kau tak lagi ada disekitar mereka, mereka sudah bertumbuh dalam iman mereka kepada Tuhan.

Bagaimana jika yang aTuhan mau kamu terus memperkatakan bahwa Tuhan akan membuat semua nya baik baik saja bagi keluargamu, tidak hanya keluarga inti tapi keluarga besar seperti yang kau doakan jauh sebelumnya. Menjadi pelayan bagi keluargamu, mengingatkan bahwa mereka dikasihi

Bagaimana jika? Waktu yang dipercayakan bagimu sekarang adalah waktu untuk kamu semakin dibentuk dan memperlengkapi diri untuk perjalanmu berikutnya dalam hidup?? Bukan melalui ppekerjaan seperti apa yang kau harapkan, tapi kau dibentuk melalui perjalanan hidupmu bersama sama dengan Tuhan.

Tuhan mendengar, ketika kau berkata..”aku butuh ada dalam komunitas, terlibat pelayanan seperti sebelumnya,” “ aku ingin terus mengalami Tuhan bersama sama, di teguhkan dalam komunitas, di antara orang-oang yang menguatkan satu sama lain” 

Namun, bagaimana jika? Ini yang Tuhan mau katakan? “Aku cukup bagimu!!” kamu bisa berjuang dan bertahan dalam kondisi apa pun juga  selama kau ada bersamaKu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Kamis, 02 September 2021

Proses Bertumbuh

Setelah pergumulan panjang selama beberapa bulan , dalam beberapa minggu belakangan akhirnya aku menyadari bahwa keinginanku sendirilah yang membuat aku sulit untuk menikmati kehidupan yang sedang kujalani selama ini. keinginanku untuk merantau kembali membuatku sulit melihat kenyataan bahwa di tempat sekarang pun, banyak hal yang bisa aku kerjakan , dan Tuhan bisa saja membuka kesempatan untukku bisa terus berkembang tanpa harus merantau lagi. 

Belum lagi minggu kemaren di komsel salah seorang teman bercerita bagaimana dia berkembang secara kerohanian melalui banyak kesulitan yang dialaminya di kampung. semakin diteguhkan kalau Tuhan itu bisa pakai kita dimana saja dengan cara yang mungkin tidak terduga . dan aku mulai menerima keberadaanku sekarang.

Lalu,beberapa hari kemudian, teringat akan surat lamaran pekerjaan yang pernah aku titipkan ke salah seorang rekan kerjaku dulu, beberapa bulan yang lalu.  bulan ini adalah bulan yang dia ceritakan kalau perusahaan yang sedang aku masukkan lamaran akan mulai beroperasi. jadi mengingat itu, memasuki bulan september seperti yang dia janjikan aku menghubungi dia untuk menanyakan perihal lamaranku, dan kemungkinan aku akan di terima atau tidak.

**
Lalu pertanyaan nya, apakah aku kembali tidak menerima keberadaan ku sekarang, dan kemudian mengejar kesempatan untuk merantau kembali melalui surat lamaran pekerjaan ini? apakah aku berubah pikiran? apakah pikiranku sedang terombang ambing saat ini?  jawabannya adalah TIDAK! . namun aku perlu mencari tau apa yang Tuhan mau setiap hari bahkan setiap saat. 

Tuhan bisa saja menyuruh aku tetap tinggal untuk hari ini, lalu esok harinya Tuhan menyuruhku untuk pergi.

Bagaimana caranya aku tau kalau Tuhan memang berkehendak aku tetap tinggal atau pergi merantau kalau aku tidak mencari tahu nya? jawabannya bukan dengan berpasrah diri, lalu kemudian berupaya meyakinkan diri sendiri kalau inilah yang Tuhan mau. NO!!.

Akhirnya inilah yang harus aku kerjakan menurutku. mengupayakan apa yang bisa ku upayakan pada saat kesempatan itu datang. sebisa mungkin aku akan berusaha mencari tau apakah lamaranku diterima. atau jika memungkinkan, aku akan berusaha agar lamaranku diterima, dan sisanya biar Tuhan yang menyelesaikannya,

Jika itu memang bagianku, maka hal itu akan terjadi, tapi jika tidak bagianku, maka lamaranku tidak akan berhasil  meski segala upaya yang bisa kulakukan telah kulakukan. tidak apa apa bahkan jika tidak berjalan seperti apa yang aku bayangkan, tapi setidaknya aku tau, aku sudah mengupayakannya sebaik mungkin. dan tidak ada yang akan aku katakan kelak. seandainya... ini dan itu. 

Inilah pelajaran yang kudapat  dua hari belakangan ini. dan inilah yang aku pahami sampai hari ini. mungkin saja pemahamanku salah tentang bagaimana meresponi kehendak Tuhan, mungkin saja ... tapi tak apa, aku tau aku sedang bertumbuh dan berproses, jadi, kalau kesalahanku kali ini pun merupakan salah satu jalan ku berproses, maka tentu saja aku akan bersykur memiliki kesalahan ini. 

Sabtu, 21 Agustus 2021

Tetap Dalam Panggilan ( pengingat bagi diri sendiri )

Menurutku semua orang adalah pejuang dalam pertarungan nya masing-masing. setiap orang adalah pahlawan dalam setiap perjuangannya. tidak peduli seberapa besar pertarungannya, tidak peduli seberapa besar pencapaiannya atau penghargaan yang di dapat, tak peduli berapa kali dia gagal dan bangkit lagi, mereka tetaplah pejuang. karna minimal yang namanya manusia pasti punya naluri untuk tetap bertahan dan berjuang. walaupun mungkin masing-masing punya penilaian sendiri terhadap kegagalan atau keberhasilan mereka.  
Ada yang memilih untuk menyerah  karna merasa takkan mampu memenangi pertandingan. atau mungkin sebagian merasa udah sampai di ujung pertarungan, lalu berhenti karna tidak mau melihat pertandingan secara keseluruhan karna sudah merasa cukup atas apa yang sudah diperjuangkan. atau mungkin sebaguan lagi adalah mereka yang sebenarnya udah berhasil tapi tidak pernah menyadari dan tetap dalam pertarungan yang dibuatnya sendiri, dan sebagainya. 

Dan menurutku, perjuangan itu sifatnya seumur hidup. tapi mungkin arena nya saja yang berbeda-beda, dan dalam tingkat kesulitan yang berbeda-beda juga. Dalam perjuangan ini sangat sulit menentukan siapa yang lebih baik dari siapa. karena memang setiap orang mengalami perjuangan yang beda dan arena yang berbeda pula. Tuhan mengizinkan kita ada di suatu arena menurut pandangan-Nya . jadi kita hampir tidak bisa menemukan perbandingan apple to apple untuk membandingkan tiap perjuangan manusia satu ke yang lainnya. karna mereka akan menemukan hasil yang berbeda-beda dan pencapaian yang berbeda beda pula. dan karna alasan ini pulalah, semakin menyadarkan bahwa tidak ada alasan untuk menghakimi perjuangan orang lain.

misalnya satu orang berjuang untuk bisa bangun pagi jam 6 setiap harinya. sementara yang lain berjuang untuk bisa bangun jam 10 setiap hari. lalu apakah kita bisas memutuskan bahwa perjuangan yang jam 6 lebih sulit dari jam 10?? tentu saja tidak bisa , karena kita tidak tau latar belakang nya, misalnya. bagaimana jika orang yang berjuang bangun jam 6 adalah mereka yang punya rutinaitas teratur?, pagi hari sampai siang hari mereka bekerja  dan sudah tidur dari jam 9 malam hari nya. sementara yang berjuang bangun jam 10 adalah  mereka baru tidur satu jam atau dua jam sebelumnya. atau mungkin mereka yang selama ini yang tidak pernah bisa tidur nyenyak dan berharap ada tambahan tidur nyenyak sampai jam 10 pagi

Dan aku, inilah jenis perjjuangan yang kuhadapi sekarang. berjuang untuk terus menyadarkan diriku pada panggilan awal ketika Tuhan memimpinku ke tempat ini. 

Aku ingat dulu pergolakan dalam diriku sebelum akhirnya memutuskan datang ke kota ini. aku perlu memantapkan diriku, menggali dalam diriku sendiri, memastikan bahwa tidak ada ambisi pribadi di dalamnya. jujur saja ini bukan perjalanan mudah bagiku, tapi justru semakin aku menyadari ini bukan perjalanan mudah, aku semakin takut untuk melakukan kesalahan dan termasuk dalam hal mengambil keputussan, disitulah aku sadari aku semakin bergantung kepada Tuhan . 

mulai menguji pilihan dan kemungkinan kemungkinan yang ada dalam pikiranku apakah itu berasal dari pikiranku sendiri atau itu datangnya dari Tuhan. dan satu hal yang sangat perlu kupastikan adalah bahwa motivasi nya bukan tentang uang atau sejenisnya. aku yakin ada beberapa orang yang menilai kepergianku kali ini karna mengejar materi semata. karna mungkin yang mereka tau, aku berangkat karna dijanjikan pekerjaan dari saudaraku. tapi satu hal yang mungkin ga mereka tau atau sadari bahwa sebenarnya, gaji yang di janjikan adalah sama besarnya dengan yang biasanya kuterima ketika aku menjaga keponakanku. jadi kalau soal materi, tentu bukan itu pertimbanganku. 

Sekalipun mungkin orang-orang menganggapku kalah dalam hal ini, kelihatannya seolah aku meninggalkan pelayanan demi mengejar materi. tapi satu yang ku pelajari bahwa, kadangkala aku juga harus belajar membiarkan diriku kehilangan kebanggaannya di depan orang-orang. tapi bukan di depan Tuhan. sebodoh-bodohnya aku menerjemahkan suara Tuhan, biarlah aku malu di hadapan Nya saja, bukan di hadapan penilaian orang-orang. 

Inilah salah satu pergumulan dan pernyataanku kepada Tuhan dan akhirnya jawabannya ketika salah satu saudaraku bicara tentang kerinduannya, yang intinya dia rindu kami bersaudara saling tolong menolong. dan ini merupakan doa ku sepanjang tahun. berdoa untuk keluarga besar kami dan secara khusus keluarga inti kami.

Sekarang aku mulai mengerti poin ini! artinya, bahwa, aku datang kesini bukan untuk mengejar materi. jadi bukan supaya menjadi kaya, bukan untuk jadi pengusaha dan sebagainya. tapi sebagai penolong bagi saudaraku. inilah titik fokusku yang pertama (bukan terutama)

lalu jawaban kedua, dari hamba Tuhan yang berdoa untuk keberangkatanku  kesini untuk memberkati setiap tempat yang kutuju. jadi inilah tiitk fokusku yang kedua dan yang harus aku tanamkan dalam hatiku. Jadi, sekalipun mungkin aku belum tau persis nya "berkat"seperti apa yang akan Tuhan nayatakan bagi setiap tempat. maka bagianku untuk menyiapkan diri ketika nanti suatu saat Tuhan memintaku untuk melakukannya.

Namun lambat laun, aku menyadari bahwa ada rencana-rencana yang mulai ku bentuk untuk diriku sendiri. mungkin ga ada salahnya  kalau kita selalu punya perencanaan untuk kedepannya dan justru itu sangat bagus. Tapi yang salah ketika titik fokus ku mulai berpindah. ada tingkat prioritas yang mulai berubah sekarang. dan akibatnya ketika banyak hal yang terjadi kemudian berjalan seperti di luar dari apa yang aku rencanakan,  aku mulai terusik. aku gampang putus asa, gampang down, karna merasa aku kehilangan sesuatu yang bisa ku kendalikan sendiri. dan kendali itu selama ini membuat aku merasa hebat. dan aku mulai sadar kalau ada yang salah dengan itu

Aku berhenti sejenak, mengingat ingat kembali titik-titik fokus yang dimana seharusnya aku bertumpu. mungkin ada waktu yang sempat terbuang. ada emosi dan kemarahan yang seharusnya ga perlu, tapi kubiarkan terjadi. ada banyak hal yang terbengkalai, tapi apapun itu, sekarang aku mau belajar berdiri di arenaku sendiri. mempelajari arena yang baru ku tempati sebagai tempatku bertarung. aku sempat kalah, tapi bukan berarti aku sudah berakhir. 

ketika perubahan ini mulai mengganggu tujuan awalnya maka berarti aku harus berjuang demi tercapainya tujuan awal bukan berjuang supaya aku bisa menggenapi ambisiku pribadi. ini yang aku sadari sekarang. dan apapun yang terjadi, ketika tidak mengganggu titik fokus tadi, maka bukan bagianku untuk dibuat pusing oleh nya apalagi sampai mencampurinya. karna aku dipanggilNya untuk menggenapi rencanaNya, so.. bukankah Dia sendiri yang akan bertindak ketika ada yang berusaha menghalangi rencana Nya tergenapi?? 

Siapa aku sehingga berfikir punya bagian apalagi punya kuasa untuk mencampurinya??




Bekerja vs Pengangguran

 doing nothing and just wait until something happen called "jobless"

literally jobless!!

menurutku pengangguran itu ya..seperti itu

ketika ga ngelakuin apa2 untuk hidupnya dan hanya nunggu semesta memegang kendali. 

tapi selama kita masih melalukan sesuatu untuk hidup kita, 

mengusahakan sesuatu untuk dikendalikan, itulah namanya bekerja.

tidak harus terikat di satu instansi atau bidang yang punya nama


jadi, bekerja atau pengangguran itu ga melulu apa yang tertulis di KTP atau yang bisa dilihat orang lain.

misalnya:

ada dua orang anak bekerja di toko milik orang tua mereka. dengan satu jabatan yang sama

yang satu bekerja hanya ketika dia ingin melakukannya, karna memang tidak ada tuntutan atau target untuk melakukan seperti karyawan lain. toh dia tidak akan dipecat atau dapat surat peringatan dari orang tuanya sebagai pemimpin nya.

tapi anak yang satu lagi, meleburkan dirinya sama dgn karyawan lain. sekalipun mungkin capek dan sebenarnya bukan keharusan dia melakukannya juga, sama seperti apa yang saudaranya dapatkan. tidak akan di pecat ataupun dapat surat peringatan, namun dia tetap melakukan bagiannya.

tapi sesungguhnya, itulah yang namanya bekerja, memegang kendali atas "capek"yang menyuruh dia berhenti. memegang kendali atas diri sendiri untuk terus belajar, menyerap ilmu untuk meng-upgrade diri.memegang kendali atas hidup untuk tetap berjuang agar bisa terus semangat setiap hari. memegang kendali atas keputusan yang mungkin mengharuskan kita meninggalkan suatu instansi. dan banyak kendali kendali lain yang bisa kita pegang.

Dan ketika kita memilih untuk melepaskan kendali atas hidup kita sendiri, saat ittulah kita dinyatakan sebagai "pengangguran/jobless"

Kita diberi anugrah oleh Tuhan untuk berfikir lalu memutuskan untuk hidup kita sendiri. dinamakan anurgrah, karna sebenarnya kita adalah milik Tuhan sepenuhnya, dan ga ada sedikitpun yang bisa kita klaim sebagai milik kita sndiri, yang kita peroleh karna usaha kita sendiri..tidak ada!! semuanya pemberian cuma-cuma karena kasih nya Tuhan sendiri. jadi dengan kata lain, menjadi seorang pekerja karna memilih untuk memegang kendali atas keputusan hidupnya itu adalah anugrah Tuhan bagi hidup kita.

lalu kemudian jika bekerja itu sendiri adalah anugrah, bagaimana mungkin kita bisa menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan bagi kita?? bekerja sama sekali bukan tentang materi dan harta tapi tentang kualitas hidup itu sendiri. dan kualitas itu akan terbukti dan teruji seiring dengan berjalannya waktu. lewat kesulitan dan pergolakan. lewat proses peleburan dan penempaan yang akan menentukan seberapa kuat kita bisa bertahan dan berjuang. dan hasil akhirnya akan terlihat ketika kita tidak lagi bisa bekerja secara jasmani dan rohani. 

hari-hari ini manusia sedang berada dalam proses yang sangat berat dan semakin lama semakin berat. keberadaan pandemi memaksa manusia untuk berjuang atas "kendalinya" masing-masing. dan yang memilih untuk menyerah, sudah bisa dipastikan tidak akan bisa masuk ke tahap peleburan dan pemurnian berikutnya. karna bisa dipastikan situasi pandemi ini tidak membuat situasi semakin baik, tapi justru sebaliknya. bahkan ketika pandemi ini pun benar benar berakhir, dampaknya tidak akan membuat semuanya menjadi mudah, setidaknya tidak dalam jangka waktu dekat. dan orang -orang yang sudah bertahan di fase sebelumnya masih kan terus berjuang di fase new normal- new normal berikutnya. 

lalu apa ynag perlu dipersiapkan?? lagi-lagi tidak melulu tentang uang dan materi . tapi lebih dari itu, keterampilan dan kreatifitas dituntut untuk terus berkembang dan terus diperbaharui. tidak hanya itu, mental dan akal sehat sangat dibutuhkan untuk tetap bisa waras dalam tuntutan dan persaingan yang semakin ketat. semakin mudah mendapat informasi, semakin besar pula kemungkinan orang-orang goyah dari apa yang diyakini sebelumnya. karna semua hal seolah-olah masuk akal dan dapat diterima. jadi perlu ada satu tolak ukur yang pasti 


Sabtu, 17 Juli 2021

Ajakan Untuk Hidup

 Saat ini, ketika semua orang berkata ; " jangan takut!" dengan alasan keimanan. ketika semua orang berkata ; ga usah gelisah , harusnya ga usah cemas , seharusnya tidak perlu begini dan begitu..

Tapi, aku mau mau bilang bahwa ; sangat tidak apa-apa untuk merasakan itu semua. sangat wajar dan sangat masuk akal kalau kita pernah mengalami hal-hal diatas. ketika kita mengalami semua hal itu sama sekali tidak berarti bahwa kita tidak beriman dan tidak ber-Tuhan. semua ini hanya bukti nyata bahwa kita adalah manusia ciptaan Tuhan yang diberi anugrah yang kita kenal dengan nama EMOSI. 

Saya mau bilang, bahwa emosi mu itu valid teman-teman! karna itulah kita perlu Tuhan. karna itulah kita perlu berita KEBENARAN agar kita bisa terus berjalan dan berjuang atas anugrah emosi yang kita alami sekarang ini. karna iman kita itu adalah iman yang dinamis, bukan yang pasif. jadi ketika emosi tertentu muncul, maka bagian kita bergerak meresponinya. bukan tinggal diam menerimanya begitu saja.

TIDAK TAKUT bukan membuktikan kita memiiki iman, namun ketika kita memiliki iman membawa rasa takut kita memiliki arah. bagaimana jika Tuhan mau memakai rasa takut itu untuk mengubahkan kita secara pribadi? bagaimana jika rasa takut yang kita miliki mau dipakai Tuhan untuk memulihkan orang lain ? bukan kah itu sepenuhnya menjadi otoritas Tuhan??

Sekarang, mari kita hidup sebagai manusia yang sebagaimana seharusnya. kalau hari ini kamu bisa hidup tanpa rasa cemas dan rasa takut karna kamu yakin kamu beriman , maka bersyukurlah! namun jangan juga menggunakan standar keimananmu untuk mengatakan kami tidak beriman ketika kami tidak memiliki emosi yang sama denganmu. jangan dikte kami dengan apa yang kamu alami dengan Tuhan mu, karna kami juga mau hidup bertumbuh dalam hubungan pribadi dengan Tuhan. bukan dengan apa yang sudah engkau alami dengan Tuhanmu.

bagaimanapun juga, masing-masing manusia itu seharusnya punya perjalanan hidup nya masing-masing. punya cerita hidup yang mungkin akan berbeda satu dengan yang lainnya. hubungan dengan Tuhan nya masing -masing yang juga sangat personal. 

ceritakan apa yang engkau alami, karna pengalamanmu mungkin bisa menjadi referensi hidup bagi orang lain. kegagalanmu mungkin saja bisa menjadi pengingat bagi yang lain supaya tidak melakukan kesalahan yang sama. keberhasilanmu, mungkin bisa menjadi penghiburan bagi yang lain bahwa: hasil yang diupayakan itu nyata adanya.  tapi, bukan berarti bahwa pengalamanu harus menjadi template yang harus dipakai semua orang agar bisa berada pada pencapaianmu sekarang ini. percayalah Tuhan itu kreatif, Tuhan itu unik dalam segala rancanganNya. 

Yokk...hidup yokk


Senin, 17 Mei 2021

Belajar bertumbuh

 Pagi-pagi kemaren bertepatan dengan hari lebaran. jadi aku putuskan mengirimkan ucapan selamat idul fitri ke beberapa teman yang merayakannya. salah satunya ke salah seorang mantan teman kerjaku sebelumnya. 

"selamat hari raya Idul Fitri..."

"Mohon maaf lahir dan Batin"  ucapku dalam ;ayanan pesan singkat berisi dua baris kalimat singkat. sebenarnya tidak ada ekspektasi apa-apa saat mengirimkan pesan tadi. hanya karna kebetulan hari lebaran. padahal sebenarnnya seingatku ga ada juga hal spesifik yang perlu dimaafkan olehnya ataupun sebaliknya olehku. toh pada hari terakhir bekerja dengannya pun, rasanya aku sudah minta maaf saat berpamitan. dan setelah itu hanya beberapa kali komunikasi yang tidak begitu serius

Ada keengganan mengirim pesan ini sebenarnya, mengingat orang ini ngeselin banget, tapi yaudahlahh.. tidak ada salahnya untuk beramah tamah, lagian, sangat masuk akal, kalau karna sifatnya yang ngeselin, aku pernah mengumpatnya dalam hati. jadi nampaknya sekarang ada alasan untuk minta maaf

Sepanjnag pagi lumayan sibuk, aku baru menyadari ada beberapa balasan pesan singkat yang masuk ke hp ku, balasan dari pesan yang aku kirim tadi pagi ke beberapa teman dekat. salah satunya dari temanku tadi. sebut saja namanya "budi". balasan pesannya cukup singkat :

"Iya, sudah dimaafkan"

Pertama kali membacanya, rasanya aku cukup kesal. seolah olah pesan itu berarti " iya, kamu yang salah dan aku tidak" atau " akhirnya kamu kalah dengan mengaku salah atas apa yang kamu perbuat" . saat itu ingin rasanya aku hapus kontaknya dari hp ku atau minimal aku blok nomornya, karna rasnya tidak mau lagi berhubungan dengan orang seperti itu. ingin rasanya cerita ke orang-orang betapa ngeselinnya balasan pesan dari budi. walau pada akhirnya ga aku lakukan karna dalam hati kecil masih mikir ga perlu orang lain berasumsi buruk tentang budi.

Siang harinya, karna kebetulan ada kebanjiran di dekat tempat tinggalku, dan menimpa salah satu kerabat, aku pergi ke rumahnya membantu membereskan sisa-sisa banjir. orang datang dan pergi silih berganti . ada yang sekedar memgabadikan moment, membantu membersihkan dan sebagian hanya sebagai pemerhati tanpa melakukan apa-apa. masing-masing punya motivasinya sendiri. 

Tiba-tiba aku berfikir : berhakkah aku marah ketika aku merasa lelah dintara orang orang yang jadi pemerhati?? bukankah mereka berhak melakukan apa yang jadi motivasi mereka masing-masing. dan juga aku?? bukankah tugasku adalah tetap pada motivasiku di awal untuk membantu tanpa harus terpengaruh atau terintimidasi pada  motivasi orang lain??

benar atau salahnya motivasi orang lain bukan menjadi urusanku. yang pasti aku harus berjuang menyelesaikan apa yang sudah ku mulai. berjuang bukan hanya untuk orang lain. tetapi juga berjuang pada diri sendiri untuk terus berjuang menyelesaikan apa yang sudah ku tekadkan diawal. karna aku percaya, ketika aku terus berjuang menyelesaikan apa yang sudah kumulai, perjuangan ini akan memperkaya nilai-nilai diri sebagai manusia.

Lalu tiba-tiba aku teringat pada balasan pesan dari temanku tadi pagi.  dan teringat betapa kesalnya perasaanku tadi pagi akibat balasan itu. kenapa aku harus terganggu pada apa yang diucapkannya?? bukankah ketika aku mengirimkan pesan "mohon maaf lahir dan batin" bermakna aku  sedang dalam motivasi minta dimaafkan?? dah seharunya menjadi "dimaafkan" adalah jawaban paling pantas yang bisa aku harapkan?? terlepas dari apapun motivasinya si budi ketika membalasnya dengan "iya..sudah dimaafkan"

Sekarang aku hanya tertawa geli pada diriku sendiri, membayangkan apa yang terjadi sepanjang hari ini. bagaimana kehidupan dan interaksi yang terjadi di dalamnya mengajarkanku nilai-nilai yang sesungguhnya tanpa diminta, mengajarkan bagaimana menjadi manusia itu terus bertumbuh setiap saat. mengajarkan bahwa  gagal tidak mengapa, asalkan proses boleh terus berjalan, lagipula, seringkali kegagalan itu mengajarkan kita jauh lebih banyak dari pada apa yang diajarkan oleh keberhasilan. 





Sabtu, 24 April 2021

Titik terlihat #puisi

 Terimakasih karna telah berdiri disana

Sigap bergerak, menopang ketika diri ini luluh lantak

Namun juga yang tetap tegak, ketika hati ini membutuhkan jarak


Meski tak bercakap, namun hadirmu itu cukup

Tak perlu menghakimi, namun telingamu bagi kisahku tak tertutup

Tak pernah kulihat kau coba menjadi pahlawan untuk dianggap

Ataupun sekedar berharap,

Agar lakumu menjadi sesuatu yang perlu aku ungkap.


Terimakasih selalu disana dan tak berpindah

Di titik terlihat dari bidikan radar saat ku butuh

Terimakasih untuk tidak menyerah

Diantara gelapnya sulit dan asa yang hampir pudar

Terimakasih untuk tidak berubah

Dan tetap menjadi seseorang  dari antara ratusan mereka yang mengitar


Kuharap tetaplah disana 

Ketika nanti terang menang atas gulita

Akan kuajak kau kelak ikut menari

Saat tangan kita akhirnya bertaut dalam jemari

Kaulah yang kuharap kelak menemani

Sampai jiwa dan badan tak lagi saling memiliki