Sabtu, 25 Juli 2020

In memoriam grandpa joseph

Beberapa yang lalu saya baru dapat kabar kalau grandpa sekarat, memang sudah tau kalau jantung nya beberapa tahun ini sudah ditopang alat, tapi entah kenapa rasanya sedih sekali membayangkan kondisi granpa. Rasanya nyesek sekali membayangkan dia sekarat.

Tiba2 aku teringat pertemuan kami beberapa tahun lalu. Ketika kami berkunjung ke kediaman mereka. Penyambutannya, kehangatannya, cerita2 nya, perhatiannya semuanya itu seolah hubungan antara cucu dan nenek kakek kandung yang sudah lama tidak pernah ketemu. Padahal kenyataannya kami hanya cucu karena dulu alm.bapak dan grup nya di undang nyanyi di acara ulangtahun  pernikahan mereka. Lalu grup yang terdiri dari 5 atau 6 orang itu dianggap anak oleh beliau, dan menurun kepada kami anak2 mereka.

Dan anehnya, walaupun sebenarnya secara fisik kami jarang bertemu tapi ada ikatan emosi yang ditularkan mereka dari pertemuan singkat itu. Aku sendiri bahkan terakhir kali ketemu mereka ketika aku berumur 4 atau 5 tahun. Bahkan kalau bukan melihat foto2 aku hampir tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada malam pertemuan itu.

Pagi ini dapat kabar lagi tentang upacara pemakaman yang akan dilaksanakan pagi ini. Karna beberapa hari grandpa sekarat, akhirnya meninggal dunia. Tapi perasaannya sudah berubah, tak lagi sakit atau sedih perasan lega karna akhirnya aku tau dia kembali ke rumah Bapa disorga. Aku kembali diingatkan kesan2 yang ditinggalkan grandpa selama hidupnya. Bagaimana kebaikan dan ketulusan hati nya yang terus akan ku ingat dan memberiku pelajaran berharga hari ini. Semua yang hidup akan kembali ke Pencipta nya, Namun tidak semua orang bisa meninggalkan kesan mendalam bgi yang di tinggalkannya. Dan grandpa adalah salah satu orang yang berhasil meninggalkan kesan baik itu

Lalu pertanyaan berikutnya muncul, bagaimana dengan aku sendiri, kesan apa yang kira2 sudah ku tinggalkan bagi orang2 disekitarku, seandainya hari ini atau besok waktunya....

Selasa, 21 Juli 2020

Stress away

Menurutku stress itu asalnya dari diri kita sendiri, bukan dari orang lain atau lingkungan. lingkungan itu hanya sebagai pemicunya aja. ibarat jerawat besar yang tidak bisa dimunculkan oleh kacang. tapi bibit jerawat yang memang sebelumnya udah ada , bisa dipicu keluar oleh si kacang menjadi jerawat yang besar dan kelihatan.

Jadi, temanku sekerjaku cerita, katanya dia stress karna ga ada jualan bulan ini. aku pikir karna  sebagai sales, yang penghasilan bulanan nya berasal dari tingkat penjualan tentu saja mempengaruhi kami, dan termasuk aku juga. Tapi, lalu dia bilang.."enak kalau usaha sendiri, ga perlu mikirin tekanan. nahh..ini kerja sama orang lain , kalau ga ada jualan ditekan sama atasan. bikin stress!!"

Jadi aku bilang, sebenarnya usaha sendiri atau kerja pada orang lain tetap aja punya tekanan nya sendiri cuma, dari sumber yang berbeda. bukankah ketika kita punya usaha sendiri, kita pun akan memikirkan hal yang sama seperti yang dipikirkan atasan kita saat ini??. berfikir bagaimana untuk memutar modal, mikir bagaimana caranya menjual, bagaimana agar usaha berkembang pesat dan sebagainya. cuman bedanya, tekanan itu datang dari diri kita sendiri untuk diri kita sendiri juga. 

Lalu kemudian aku berfikir, bukankah ada yang salah kalau kita hanya kepikiran hasil kerja kita karna ada tuntutan dari orang lain?? Apalagi kalau kita melakukannya hanya karna ego, misalnya biar "dianggap hebat/mampu" bukankah seharusnya kita sendiri harus bisa merasa puas atau tidak puas dengan apa yang udah atau belum kita lakukan?? tapi perlu diingat bahwa,.. puas disini bukan berarti berenti sampai di satu titik karna sudah merasa cukup. puas disini artinya menghargai sendiri apa yang sudah kita capai sekalipun mungkin orang lain ga tau usaha keras yang udah kita lakuin.

Menurut aku, rasanya penting punya kepuasan bagi diri sendiri sebelum memuaskan orang lain. karna bagaimana pun juga, tuntutan itu akan selalu ada dan bahkan tuntutan seperti target mungkin akan terus ditingkatkan. jadi ibaratnya penting untuk menghargai usaha apa yang terus kita lakukan untuk mencapai target tertentu bukan hanya sekedar memenuhi angka-angka yang diminta atau sekedar memuaskan ego supaya kita dianggap hebat dan jago atau sekedar mendapat predikat atau penghargaan semata. meskipun image itu juga penting.


Suatu kali aku pernah kerja di suatu perusahaan, awalnya karyawan lapangan, lalu atas rekomendasi salah satu atasan, aku dipindahkan bekerja di kantor yang sangat nyaman. sampai pada suatu kali, salah satu karyawan dengan terbukti menjelek jelekkan aku ke atasan. lalu apakah aku harus jadi malas-malasan karna tidak lagi mendapat "penghargaan"dari atasan?? tidak!! aku tau diriku tidak seperti yang di tuduhkan. aku tetap berupaya melakukan yang lebih baik terus menerus, walau pada akhirnya aku harus resign dari perusahaan itu, minimal, aku keluar karena hal baik, bukan karna sesuatu seperti yang di tuduhkan rekan kerjaku. 

ketika kita hanya terus ber-fokus untuk mengejar tuntutan bos maka hal itu bisa memicu kita untuk melakukan berbagai macam cara untuk memenuhi itu, dari yang wajar sampai ke hal yang tidak masuk akal. Hal inilah  yang mungkin menyebabkan beberapa orang  rela melakukan kecurangan2, memanipulasi data dll, demi memenuhi target tadi. bahkan mungkin lebih parahnya mengorbankan prinsip yang dipegang selama ini demi "kepuasan orang lain".Aku pikir hal inilah yang membuat energi kita sangat terkuras baik fisik ataupun pikiran sehingga memicu stress.

Nah, lalu coba kita lihat dari sisi yang lain. Tuntutan itu akan terus kita terima, bukan menganggapnya tidak penting atau sekedar angin lalu saja. tapi yang bisa kita putuskan adalah apakah kita memutuskan kalau tuntutan itu akan menjadi sesuatu yang membebani kita dan bikin stress atau justru "tuntutan" itu sebagai sarana untuk melatih diri kita, mengasah kemampuan kita dan akhirnya memperbesar kapasitas kita. semakin besar kapasitas kita, maka semakin besarlah kemungkinan kita untuk mendapatkan hasil yang lebih besar lagi. 

Bahkan ketika mungkin suatu saat kita tidak mampu memenuhi target seperti yang diinginkan, minimal kita tau bahwa kita dimarah atau di maki sekalipun karna kita melakukan segala yang terbaik dari diri kita. bukan karena ke engganan kita untuk berusaha lebih baik. aku pikir kita juga pasti udah merasa puas.

Nah tapi disini kita juga harus belajar jujur pada diri kita sendiri. jangan kita bilang, "aku sudah melakukan yang terbaik" tapi ga pernah disiplin kerja. atau kita bilang "aku sudah berusaha" tapi tidak pernah ada peningkatan cara kerja dari bulan ke bulan bahkan tahun ke tahun. Aku percaya selama masih ada hal yang bisa kita rubah atau perbaiki, maka akan selalu ada harapan untuk hasil yang lebih baik. maka perlu terus diingatkan pada diri sendiri bahwa akan ada pencapaian di setiap usaha yang kita kerjakan sekecil apapun itu. 

Jadi dari tuntutan kita belajar terus mengembangkan diri dan berinovasi. target tercapai atau melebihi target hanya sebagai bonus yang akan mengikuti usaha yang terus kita kerjakan. tapi yang pasti ada yang terus berubah dalam diri kita. menjadi manusia yang lebih baik lagi.




Senin, 06 Juli 2020

Untuk diriku di masa lalu

Jika aku punya kesempatan untuk bilang kediriku sendiri pada saat muda dulu, ini yang akan ku ceritakan.

 

Hai diriku..

Ini aku, dirimu dari masa depan. kali ini, ini yang akan aku bilang ke kamu, diriku yang masih muda. Jangan takut!, percaya saja!! Iya.. di Firman Tuhan dibilang seperti itu. Jadi,...Percayalah, keragu-raguan itu tak akan pernah membawamu kemana-mana. Dan itu sangat menyakitkan. Waktu jalan terus, sementara kamu tetap jalan di tempat. Dan kamu tau yang lebih menyakitkan lagii, padahal jauh di dalam hatimu, kamu sadar ada begitu banyak potensi yang sebenarnya bisa membawa dirimu ke banyak hal yang kamu inginkan.bersenang- senanglah jangan batasi dirimu, karna kamu pantas mendapatkan nya.

Aku punya kisah tentangmu di masa depan. dan ini yang ku pelajari

Kau tau, sampai sekarang kamu masih tidak pintar memasak. Kamu selalu punya masalah dengan takaran. misalnya takaran garam!. Ini satu hal yang memalukan dari dirimu dalam hal memasak. Untuk sekali masak saja, kadang kala kamu menambahkan 4 atau 5 kali takaran garam yang serba sedikit.  Padahal mungkin 4 atau 5 sendok itu bisa jadi hanya setara dengan satu sendok teh penuh garam. Tapi tidak pernah berani menuangkan sekali saja satu sendok penuh itu. kamu selalu menuangkan sedikit garam dalam sendok berulang ulang. Dan inilah hasilnya kamu tidak pernah bisa belajar takaran yang pasti untuk satu porsi masakan. 

Karna ketika misalnya masakan kali ini terlalu asin atau kurang garam sekalipun, kamu tidak bisa menuangkan garam dengan dosis yang persis sama ketika kamu memasak berikutnya. Yahh.. karna takarannya hanya ada dalam ingatanmu yang ragu-ragu. Kamu terlalu banyak pertimbangan Padahal, bukankah lebiih baik kalau hari ini kamu kasih takaran garam satu sendok teh penuh, lalu hari berikutnya itu bisa jadi tolak ukur kalau rasanya belum pas??  entah harus menambah atau menguranginya. Bagaimana menurutmu?? Tapi itulah kamu, diriku di masa lalu. Tapi tak apa aku sudah menyadarinya sekarang.

jadi, cobalah...ambil satu keputusan, tetapkan hatimu dan melangkah. Gausah takut akan kegagalan. Kegagalan tidak berarti mati atau berakhir. Kegagalan bisa saja justru memberi warna dalam hidupmu. mungkin jadi cerita yang bisa di bagikan sambil tertawa. Jalanin aja, aku tau kamu orang yang bertanggung jawab. Jadi aku tau kamu ga akan lari dari masalah. Selama ini tidak ada hal yang perlu kamu per-tanggung jawab-kan, jadi karakter mu sebagai orang yang bertanggung jawab tidak pernah kelihatan.

Gausah takut menyakiti orang lain, karna sebenarnya aku tau, kamu seorang pencinta ulung. Aku tau kamu orang yang sangat mencintai orang-orang disekitarmu. Mencintai mereka bukan berarti harus sepaham dan mengikuti arus. Mencintai berarti memberi ruang pada cinta itu untuk terus berkembang. Kamu tau bagaimana cinta itu berkembang??, pelihara terus apa yang ada dalam hatimu, tapi sementara itu, biarkan dirimu dan pikiranmu berpetualang, biarkan dia mengalami ujiannya sendiri. mengalami goncangannya sendiri, supaya dia tumbuh semakin dewasa dan murni. Aku tau kamu akan tau apa saja  yang perlu dan tidak perlu kamu lakukan selama cinta itu menjadi batasan pergerakanmu.

Tapi kamu tau, ini yang aku bangga dari kamu, yaitu apa yang udah kamu miliki dari dulu sebenarnya, kamu mencintai Tuhan. Aku tau banyak keputusan- keputusan yang kamu ambil, karna kamu bertanya kepada Tuhan lebih dahulu, walaupun setelahnya, ada kalanya ketika tidak berjalan mulus, kamu mulai meragukan keputusan yang kamu ambil apakah itu dari Tuhan atau bukan. kamu takut ambil resiko, karna kamu takut kalau resikonya terlalu besar, dan kamu tidak sanggup menanggungnya. Sekali lagi, terlalu banyak keragu-raguan.

Jadi hari ini, inilah kesimpulannya.

Untuk segala sesuatu, seperti yang sudah kamu lakukan sebelumnya, Tanyalah Tuhan terlebih dahulu. Lalu tetapkan hatimu, ambil langkah untuk maju terus. Ketika terbentur masalah, hadapi. Pertanggung jawab-kan. Kamu tau kan?? Bahwa Tuhan itu baik?? Dia ga akan pernah tinggalkan kamu dikubur mati dengan masalah-masalah yang timbul. Kalau kamu dalam masalah, tapi Tuhan bisa pakai cara itu untuk memberkati banyak orang, bukankah itu suatu kehormatan bagimu??. Lakukan lebih banyak hal-hal bodoh lainnya. biarkan dirimu berbahagia, karna itu yang Tuhan mau. Tuhan mau kamu jadi orang yang berbahagia.


Puisi Pagi Hari

Aku sembunyikan diriku bagi mereka
Tak kubiarkan mereka mengeja satupun kata dalam benakku
Walau kadang tak bisa kuhindari ketika harus jadi orang lain tanpa kuduga
Aku tak mau aku dalam kendalinya dari apa yang dia tau
Seolah benteng yang ku bangun sebagai keutuhan milikku 
Yang akan kubuka, dan kututup ketika aku mau begitu.

Namun bagimu, pikiranku selalu kubiarkan terbuka
Bahkan bagian terdalam dariku kuberitahu
Aku mau hatiku seolah buku yang selalu kau ingin baca 
Sekalipun mungkin kau akan menertawakannya dan membuatku malu
Tak pernah aku takut akan kendali atau siapa yang pegang kuasa
Ini yang aku mau dan ini yang kutau, tentangmu sedari dulu