Sabtu, 21 Agustus 2021
Tetap Dalam Panggilan ( pengingat bagi diri sendiri )
Bekerja vs Pengangguran
doing nothing and just wait until something happen called "jobless"
literally jobless!!
menurutku pengangguran itu ya..seperti itu
ketika ga ngelakuin apa2 untuk hidupnya dan hanya nunggu semesta memegang kendali.
tapi selama kita masih melalukan sesuatu untuk hidup kita,
mengusahakan sesuatu untuk dikendalikan, itulah namanya bekerja.
tidak harus terikat di satu instansi atau bidang yang punya nama
jadi, bekerja atau pengangguran itu ga melulu apa yang tertulis di KTP atau yang bisa dilihat orang lain.
misalnya:
ada dua orang anak bekerja di toko milik orang tua mereka. dengan satu jabatan yang sama
yang satu bekerja hanya ketika dia ingin melakukannya, karna memang tidak ada tuntutan atau target untuk melakukan seperti karyawan lain. toh dia tidak akan dipecat atau dapat surat peringatan dari orang tuanya sebagai pemimpin nya.
tapi anak yang satu lagi, meleburkan dirinya sama dgn karyawan lain. sekalipun mungkin capek dan sebenarnya bukan keharusan dia melakukannya juga, sama seperti apa yang saudaranya dapatkan. tidak akan di pecat ataupun dapat surat peringatan, namun dia tetap melakukan bagiannya.
tapi sesungguhnya, itulah yang namanya bekerja, memegang kendali atas "capek"yang menyuruh dia berhenti. memegang kendali atas diri sendiri untuk terus belajar, menyerap ilmu untuk meng-upgrade diri.memegang kendali atas hidup untuk tetap berjuang agar bisa terus semangat setiap hari. memegang kendali atas keputusan yang mungkin mengharuskan kita meninggalkan suatu instansi. dan banyak kendali kendali lain yang bisa kita pegang.
Dan ketika kita memilih untuk melepaskan kendali atas hidup kita sendiri, saat ittulah kita dinyatakan sebagai "pengangguran/jobless"
Kita diberi anugrah oleh Tuhan untuk berfikir lalu memutuskan untuk hidup kita sendiri. dinamakan anurgrah, karna sebenarnya kita adalah milik Tuhan sepenuhnya, dan ga ada sedikitpun yang bisa kita klaim sebagai milik kita sndiri, yang kita peroleh karna usaha kita sendiri..tidak ada!! semuanya pemberian cuma-cuma karena kasih nya Tuhan sendiri. jadi dengan kata lain, menjadi seorang pekerja karna memilih untuk memegang kendali atas keputusan hidupnya itu adalah anugrah Tuhan bagi hidup kita.
lalu kemudian jika bekerja itu sendiri adalah anugrah, bagaimana mungkin kita bisa menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan bagi kita?? bekerja sama sekali bukan tentang materi dan harta tapi tentang kualitas hidup itu sendiri. dan kualitas itu akan terbukti dan teruji seiring dengan berjalannya waktu. lewat kesulitan dan pergolakan. lewat proses peleburan dan penempaan yang akan menentukan seberapa kuat kita bisa bertahan dan berjuang. dan hasil akhirnya akan terlihat ketika kita tidak lagi bisa bekerja secara jasmani dan rohani.
hari-hari ini manusia sedang berada dalam proses yang sangat berat dan semakin lama semakin berat. keberadaan pandemi memaksa manusia untuk berjuang atas "kendalinya" masing-masing. dan yang memilih untuk menyerah, sudah bisa dipastikan tidak akan bisa masuk ke tahap peleburan dan pemurnian berikutnya. karna bisa dipastikan situasi pandemi ini tidak membuat situasi semakin baik, tapi justru sebaliknya. bahkan ketika pandemi ini pun benar benar berakhir, dampaknya tidak akan membuat semuanya menjadi mudah, setidaknya tidak dalam jangka waktu dekat. dan orang -orang yang sudah bertahan di fase sebelumnya masih kan terus berjuang di fase new normal- new normal berikutnya.
lalu apa ynag perlu dipersiapkan?? lagi-lagi tidak melulu tentang uang dan materi . tapi lebih dari itu, keterampilan dan kreatifitas dituntut untuk terus berkembang dan terus diperbaharui. tidak hanya itu, mental dan akal sehat sangat dibutuhkan untuk tetap bisa waras dalam tuntutan dan persaingan yang semakin ketat. semakin mudah mendapat informasi, semakin besar pula kemungkinan orang-orang goyah dari apa yang diyakini sebelumnya. karna semua hal seolah-olah masuk akal dan dapat diterima. jadi perlu ada satu tolak ukur yang pasti